Mengenal Batik Tulis

Mengenal Batik Tulis – Kesenian batik bisa diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu seni batik keraton (Surakarta dan Yogyakarta) dan seni batik pesisir. Motif seni batik keraton banyak yang mempunyai arti filosofi, sarat dengan makna kehidupan. Gambarnya rumit/halus dan paling banyak mempunyai beberapa warna, biru, kuning muda atau putih. Motif kuno keraton seperti pola panjji (abad ke-14), gringsing (abad 14), kawung yang diciptakan Sultan Agung (1613-1645), dan parang, serta motif anyaman seperti tirta teja.


Batik  pesisir memperlihatkan gambaran yang lain dengan batik keraton. Batik pesisir lebih bebas serta kaya motif dan warna. Mereka lebih bebas dan tidak terikat dengan aturan keraton dan sedikit sekali yang memiliki arti filosofi. Motif batik pesisir banyak berupa tanaman, binatang, dan ciri khas lingkungannya. Warnanya semarak agar lebih menarik konsumen.

Batik tulis dikerjakan dengan menggunakan  canthing  yaitu alat yang terbuat dari tembaga yang dibentuk bisa menampung malam (lilin batik) dengan memiliki ujung berupa saluran/pipa kecil untuk keluarnya malam dalam membentuk gambar awal pada permukaan kain. Bentuk gambar/desain pada batik tulis tidak ada pengulangan yang jelas, sehingga gambar nampak bisa lebih luwes dengan ukuran garis motif yang relatif bisa lebih kecil dibandingkan dengan batik cap.

Gambar batik tulis bisa dilihat pada kedua sisi kain nampak lebih rata (tembus bolak-balik) khusus bagi batik tulis yang halus. Warna dasar kain  biasanya  lebih muda dibandingkan dengan warna goresan motif (batik tulis putih/tembokan). Setiap potongan gambar (ragam hias) yang diulang pada lembar kain  biasanya  tidak akan pernah sama bentuk dan ukurannya.

Berbeda dengan batik cap yang kemungkinannya bisa sama persis antara gambar yang satu dengan gambar lainnya. Waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan batik tulis relatif lebih lama (2 atau 3 kali lebih lama) dibandingkan dengan pembuatan batik cap.

Pengerjaan batik tulis yang halus bisa memakan waktu 3 hingga 6 bulan lamanya. Alat kerja berupa  canthing harganya relatif lebih murah berkisar Rp. 10.000,-  hingga Rp. 20.000,-/pcs. Harga jual batik tulis relatif lebih mahal, dikarenakan dari sisi kualitas  biasanya  lebih bagus, mewah dan unik.

Adapun tahap/proses membatik tulis adalah sebagai berikut:
1) Pencucian mori: tahap pertama adalah pencucian kain mori untuk menghilangkan kanji, dilanjutkan dengan pengloyoran (memasukkan kain ke minyak jarak/minyak kacang dalam abu merang/londo agar kain menjadi lemas), dan daya serap terhadap zat warna lebih tinggi. Agar susunan benang tetap baik,  kain dikanji  kemudian dijemur, selanjutnya dilakukan pengeplongan (kain mori dipalu untuk menghaluskan lapisan kain agar mudah
dibatik). 
2) Nyorek/mola: membuat pola di atas kain dengan cara meniru pola yang sudah ada (ngeblat). Contoh pola  biasanya dibuat di  atas kertas dan kemudian dijiplak sesuai pola di atas kain. Proses ini bisa  dilakukan dengan membuat pola  di atas  kain langsung dengan canthing maupun dengan menggunakan pensil.  Agar proses pewarnaan  bisa  berhasil dengan bagus atau tidak pecah, perlu mengulang batikan di kain sebaliknya. Proses ini disebut gagangi.
3) Membatik/nyanting: menorehkan malam batik ke kain mori yang dimulai dengan nglowong (menggambar garis luar pola dan isen-isen). Di dalam proses isen-isen terdapat istilah nyecek yaitu membuat isian di dalam pola yang sudah dibuat, misalnya titik-titik. Ada pula istilah nruntum yang hampir sama dengan isen-isen namun lebih rumit. Lalu dilanjutkan dengan nembok (mengeblok bagian pola yang tidak  akan diwarnai atau akan diwarnai dengan warna yang lain).
4) Medel:  pencelupan  kain yang sudah dibatik ke cairan warna secara berulang kali hingga mendapatkan warna yang dikehendaki.
5) Ngerok dan nggirah:  malam pada kain mori dikerok dengan lempengan logam dan dibilas dengan air bersih, kemudian diangin-anginkan hingga kering.
6) Mbironi: menutup warna biru dengan isen pola berupa cecek atau titik dengan malam.
7) Nyoga:  pencelupan kain untuk memberi warna coklat pada bagian-bagian yang tidak ditutup malam.
8) Nglorot: melepaskan malam dengan memasukkan kain ke dalam air mendidih yang sudah dicampuri bahan untuk mempermudah lepasnya lilin. Kemudian dibilas dengan air bersih dan diangin-anginkan. (Riyanto, dkk, 2010: 27-28)

Nah, demikian ulasan singkat mengenai batik tulis. Bagi Anda yang tertarik ingin mendapatkan sebuah kain batik tulis yang eksklusif dan murah, Anda bisa melirik kain batik tulis wonogiren. Untuk pemesanan silakan hubungi kontak kami.